Sepertinya senja tak lekas berlalu, kini, entah yang keberapa kalinya kuamati
tepuk tangan adik-adik seakan menambah nikmat senja ini
tapi benarkah keceriaan mereka yang menambah keindahan disini?
atau sang senjalah ternyata yang sedang tersenyum diam-diam,
karena melihat mereka bernyanyi?
lalu lagu bagi negeri melantun perlahan
dalam keramaian ini sang bumi juga bergetar
senja ini hanya ada di negeriku
negeriku senja kemilau
oleh mereka yang kini diperanaknya
Friday, February 25, 2011
Thursday, February 24, 2011
Lirik Senja (#10)
Kemarin diriku masih saja tersenyum bersama candanya
masih juga ditengah hari yang terik dimana keramaian bersua
dan dunia berlalu seperti biasa.
Sekarang diriku sejenak terdiam
tak seharusnya cemara digemari untuk dihancurkan
lalu genderang bertautan dalam kepalaku
merubah suasana menjadi bersahut-sahutan
kalau bertemu akan kubuat dirimu tersenyum
sahabatku
masih juga ditengah hari yang terik dimana keramaian bersua
dan dunia berlalu seperti biasa.
Sekarang diriku sejenak terdiam
tak seharusnya cemara digemari untuk dihancurkan
lalu genderang bertautan dalam kepalaku
merubah suasana menjadi bersahut-sahutan
kalau bertemu akan kubuat dirimu tersenyum
sahabatku
Lirik Senja (#9)
Dia bertanya pada lamunanku yang seakan menjadi sunyi
pada kedua mataku diraihnya selembar tatapan lalu dijadikannya senandung senyuman
dia datang kali ini, seraya berbisik pada keheningan
"biarlah hari esok menjadi cerita baru bagi dirimu
benar hanya senyuman yang bisa kau berikan padaku?"
dalam pandangnya masih juga aku disana
namun jauh di ujung lamunan
biarlah dirinya memberiku sebuah tanya
pada kedua mataku diraihnya selembar tatapan lalu dijadikannya senandung senyuman
dia datang kali ini, seraya berbisik pada keheningan
"biarlah hari esok menjadi cerita baru bagi dirimu
benar hanya senyuman yang bisa kau berikan padaku?"
dalam pandangnya masih juga aku disana
namun jauh di ujung lamunan
biarlah dirinya memberiku sebuah tanya
Lirik Senja (#8)
Wajahku menatap ke timur, pada hamparan gunung dengan rerumputan yang luas di pundaknya dan tampak menyejukkan.
Masih menatap kesana, sang bumi menggetarkan jiwaku dengan bisikannya yang merdu, mengalun indah dalam semesta di kepalaku. Sementara disana pesona danau yang tampak segar oleh semestanya sendiri diam-diam mengajakku untuk menyapanya.
di tanahku aku bernyanyi
untuk mengenang masa-masa moyangku
bernyanyi dengan harapan yang penuh
akan hari depan di gunungku yang teduh
Wajahku menatap ke timur, pada masa depan ketika aku tak lagi disini.
Masih menatap kesana, sang bumi menggetarkan jiwaku dengan bisikannya yang merdu, mengalun indah dalam semesta di kepalaku. Sementara disana pesona danau yang tampak segar oleh semestanya sendiri diam-diam mengajakku untuk menyapanya.
di tanahku aku bernyanyi
untuk mengenang masa-masa moyangku
bernyanyi dengan harapan yang penuh
akan hari depan di gunungku yang teduh
Wajahku menatap ke timur, pada masa depan ketika aku tak lagi disini.
Lirik Senja (#7)
Angin pergi dengan busana beningnya
dari pintuku ia menyanyikan sebuah lagu
"untuk rindumu", katanya
pada lautan bunga di matamu nanti kan kuceritakan
ketika angin pergi dengan busana beningnya
ketika angin lekas berlari dalam busana beningnya
dari pintuku ia menyanyikan sebuah lagu
"untuk rindumu", katanya
pada lautan bunga di matamu nanti kan kuceritakan
ketika angin pergi dengan busana beningnya
ketika angin lekas berlari dalam busana beningnya
Lirik Senja (#6)
Di pematang sawah di suatu tempat...
Dari sini akan kulalui berbagai jalan
hanya saja tak tampak sedikitpun dimana akan kulalui
adakah rerumputan ini kan bercerita?
Masih di pematang sawah tadi...
Mentari telah layu di seberang
hanya menyisakan kilaunya yang menguning
dan hatiku pun teduh
Aku berjalan...
Akan kudapati diriku kelak
masih mengenang tempat ini
Dari sini akan kulalui berbagai jalan
hanya saja tak tampak sedikitpun dimana akan kulalui
adakah rerumputan ini kan bercerita?
Masih di pematang sawah tadi...
Mentari telah layu di seberang
hanya menyisakan kilaunya yang menguning
dan hatiku pun teduh
Aku berjalan...
Akan kudapati diriku kelak
masih mengenang tempat ini
Tuesday, February 8, 2011
Lirik Senja (#5)
Disana, jauh di ujung mata memandang
dan harapan yang mengingatkanku pada lembut fajar kamarin
serta wejangan dari seorang tua yang kini merindukanku
kitalah buah dari pengharapan
pengharapan yang didalamnya tumbuh sebuah citra
dan citra itu membawa kembali kita pada tempatnya yang pantas
sambil berlalu tumbuh menjadi pribadi
Lalu bergegas menjadi sebuah ide
menjadi diri sendiri
dan harapan yang mengingatkanku pada lembut fajar kamarin
serta wejangan dari seorang tua yang kini merindukanku
kitalah buah dari pengharapan
pengharapan yang didalamnya tumbuh sebuah citra
dan citra itu membawa kembali kita pada tempatnya yang pantas
sambil berlalu tumbuh menjadi pribadi
Lalu bergegas menjadi sebuah ide
menjadi diri sendiri
Sunday, February 6, 2011
Lirik Senja (#4)
Di teduhnya senja yang keemasan aku duduk-duduk dibawah rindangnya kenari
disitu dua tiga warna membayangi hembusan angin
hembusan yang membawaku pada mimpi tentang dunia
dan membawaku pada detik-detik senyum manismu
setelahnya, satu dua riakan bambu membawaku kembali
lalu kurenungkan sejenak sambil menggenggam erat adelweis ini
warnanya masih setahun lalu
rupanya masih setahun lalu
wanginya masih setahun lalu
adakah dirimu masih setahun lalu?
Subscribe to:
Posts (Atom)