Friday, February 25, 2011

Lirik Senja (#11)

Sepertinya senja tak lekas berlalu, kini, entah yang keberapa kalinya kuamati
tepuk tangan adik-adik seakan menambah nikmat senja ini

tapi benarkah keceriaan mereka yang menambah keindahan disini?
atau sang senjalah ternyata yang sedang tersenyum diam-diam,
karena melihat mereka bernyanyi?

lalu lagu bagi negeri melantun perlahan
dalam keramaian ini sang bumi juga bergetar
senja ini hanya ada di negeriku
negeriku senja kemilau
oleh mereka yang kini diperanaknya

Thursday, February 24, 2011

Lirik Senja (#10)

Kemarin diriku masih saja tersenyum bersama candanya
masih juga ditengah hari yang terik dimana keramaian bersua
dan dunia berlalu seperti biasa.
Sekarang diriku sejenak terdiam
tak seharusnya cemara digemari untuk dihancurkan
lalu genderang bertautan dalam kepalaku
merubah suasana menjadi bersahut-sahutan

kalau bertemu akan kubuat dirimu tersenyum
sahabatku

Lirik Senja (#9)

Dia bertanya pada lamunanku yang seakan menjadi sunyi
pada kedua mataku diraihnya selembar tatapan lalu dijadikannya senandung senyuman

dia datang kali ini, seraya berbisik pada keheningan
"biarlah hari esok menjadi cerita baru bagi dirimu
benar hanya senyuman yang bisa kau berikan padaku?"

dalam pandangnya masih juga aku disana
namun jauh di ujung lamunan
biarlah dirinya memberiku sebuah tanya

Lirik Senja (#8)

Wajahku menatap ke timur, pada hamparan gunung dengan rerumputan yang luas di pundaknya dan tampak menyejukkan.
Masih menatap kesana, sang bumi menggetarkan jiwaku dengan bisikannya yang merdu, mengalun indah dalam semesta di kepalaku. Sementara disana pesona danau yang tampak segar oleh semestanya sendiri diam-diam mengajakku untuk menyapanya.

di tanahku aku bernyanyi
untuk mengenang masa-masa moyangku
bernyanyi dengan harapan yang penuh
akan hari depan di gunungku yang teduh

Wajahku menatap ke timur, pada masa depan ketika aku tak lagi disini.

Lirik Senja (#7)

Angin pergi dengan busana beningnya
dari pintuku ia menyanyikan sebuah lagu
"untuk rindumu", katanya

pada lautan bunga di matamu nanti kan kuceritakan
ketika angin pergi dengan busana beningnya
ketika angin lekas berlari dalam busana beningnya

Lirik Senja (#6)

Di pematang sawah di suatu tempat...
Dari sini akan kulalui berbagai jalan
hanya saja tak tampak sedikitpun dimana akan kulalui
adakah rerumputan ini kan bercerita?

Masih di pematang sawah tadi...
Mentari telah layu di seberang
hanya menyisakan kilaunya yang menguning
dan hatiku pun teduh

Aku berjalan...
Akan kudapati diriku kelak
masih mengenang tempat ini

Tuesday, February 8, 2011

Lirik Senja (#5)

Disana, jauh di ujung mata memandang
dan harapan yang mengingatkanku pada lembut fajar kamarin
serta wejangan dari seorang tua yang kini merindukanku
kitalah buah dari pengharapan
pengharapan yang didalamnya tumbuh sebuah citra
dan citra itu membawa kembali kita pada tempatnya yang pantas
sambil berlalu tumbuh menjadi pribadi

Lalu bergegas menjadi sebuah ide
menjadi diri sendiri

Sunday, February 6, 2011

Lirik Senja (#4)

Di teduhnya senja yang keemasan aku duduk-duduk dibawah rindangnya kenari

disitu dua tiga warna membayangi hembusan angin

hembusan yang membawaku pada mimpi tentang dunia

dan membawaku pada detik-detik senyum manismu

setelahnya, satu dua riakan bambu membawaku kembali

lalu kurenungkan sejenak sambil menggenggam erat adelweis ini

warnanya masih setahun lalu

rupanya masih setahun lalu

wanginya masih setahun lalu

adakah dirimu masih setahun lalu?