Maka benarlah perkataan Pram,
"Kalau
kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berpikiran
waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa
kriminal, biarpun dia sarjana."
Bagi kebanyakan orang yang
menyaksikan siaran TV nasional, Sondang mungkin bukan siapa-siapa,
bukan kenalan ataupun keluarga. Tapi seminggu belakangan namanya menjadi
heboh. Dia bahkan menjadi buah bibir perselisihan dalam makan malam
keluarga-keluarga di Indonesia.
"Loh pa, dia kan masih muda, masih punya masa depan apalagi dia sebentar lagi akan lulus jadi Sarjana Hukum, hebat kan pa?"
"Iya, tapi perbuatan dia itu salah. Dari sisi agama dan nilai moral kan ndak nyambung apa yang telah dilakukannya."
"Iya
pa, tapi kan tujuan dia bukan untuk mempermasalahkan agama dan lainnya.
Kan dia aktivis anti korupsi, mungkin saja dia berbuat begitu karena
sudah lelah dengan perilaku birokrasi dan pemerintahan negeri ini."
"Aku
rasa bukan begitu kak, dari yang saya tau, dia orangnya bukan anarkis
kok. Bahkan katanya dia selalu mengingatkan teman-temannya untuk tidak
bertindak anarkis. Mungkin dia ingin menghimpun suara kemanusiaan yang
sudah mati di negeri ini, aku rasa seperti itu hehe."
"Ma,
ikannya nambah. Papa harap kalian tidak melakukan seperti yang dia
lakukan. Kalian insan akademis, udah pada kuliah dan mengerti masalah
negeri ini. Kalian banyak-banyak berdoa, supaya hidup kalian akan lebih
baik."
Adegan sebuah keluarga di meja makan diatas
mengingatkan saya pada sebuah scene film Hotel Rwanda, sebuah film yang
diangkat dari cerita dan kisah nyata Paul Rusesabagina yang mengambil
latar genosida di Rwanda pada pertengahan tahun 1994. Dalam scene
tersebut, Jack Daglish, seorang reporter yang sedikit mabuk berkata pada
Paul, kira2 begini :
"They will say oh my god, that's horrible... and then go on eating their dinners..."
Sondang sudah pergi, namun namanya masih juga tetap ada di meja makan
Sondang sudah pergi, namun tikus-tikus tak juga pergi dari kolong meja makan
Sondang sudah pergi ke tempat sahabatnya Pram, dan kemanusiaan kita dipertanyakan
No comments:
Post a Comment